Dimasa mudanya, Warren Buffett sudah memiliki mata bisnis yang tajam, baik ketika menjual bola golf, mesin pinball, membeli kotak Coca-Cola isi enam lalu menjualnya satuan untuk mendapatkan laba, mempelajari panduan investasi, maupun merancang jalan hidupnya menuju kekayaan yang sesungguhnya.
Kamar tidurnya di masa kanak-kanak dipenuhi dengan berbagai edisi Wall street Journal, laporan tahunan berbagai perusahaan maupun analisis saham: dia membaca semua itu sebagai hobi.
Warren muda dan saudarinya, Doris, membeli saham pertama mereka ketika Warren baru berusia 11 tahun, pada sebuah perusahaan bernama Cities Service.
Dia membeli tiga lembar saham masing-masing seharga 38 dolar AS. Dia lantas menjualnya seharga 40 dolar AS itu setelah harga saham itu jatuh. Namun kemudian dia gigit jari ketika harga saham tersebut melonjak seharga 200 USD. Hal ini menjadi pelajaran berharga baginya dan menjadi pesan utama yang selalu dia kotbahkan, yaitu kesabaran.
Saat usia 13 tahun, dia loper Koran sebanyak 500 eksemplar sebelum pergi sekolah, dan penghasilan kotornya setara dengan penghasilan orang dewasa. Pada usia 15 tahun, dia telah mengakumulasi uang tunai sebesar 1200 dolar AS dan membeli peroperti pertamanya.
Setelah melihat keluarganya bersusah payah menghidupi siri mereka, Warren muda ingin menjadi kaya. Ketika berusia 19 tahun, dia membaca sebuah buku yang kelak mengubah hidupnya, The Intelligent Investor karya Benjamin Graham. "Inilah Sepuluh Perintah Tuhan bagi saya," katanya. "Buku ini memberi saya kerangka untuk berpikir tentang bisnis dan investasi."
Setelah kuliah dia mendirikan biro investasi, Buffett Partnership, yang menjanjikan pada kliennya bahwa tidak ada fee bagi layanannya kecuali jika dia berhasil memberikan return setidaknya enam persen per tahun. Jika dia mencapai angka yang di targetkan atau lebih, para klien harus membayarnya sebanyak 25 persen dari return yang dia berikan.
Pada tahun 1962, Buffett membeli sebuah perusahaan tekstil yang hampir bankrupt, Berkshire Hathaway. Dia melakukan diversifikasi, dan berinvestasi dalam bisnis asuransi. Berkshire Hathaway membeli serangkaian perusahaan memiliki cadangan tunai besar yang memiliki tunai besar dan uang tunai itu kemudian ditanamkannya kembali dalam investasi public berupa saham dan surat berharga. Perusahan tersebut saat ini memiliki 40 anak perusahaan termasuk di dalamnya American Express dan Coca-Cola.
Strategi investasinya yaitu menghindari tren jangka pendek dan membidik perusahaan bernilai rendah dengan overhead yang juga rendah, yang berpotensi tumbuh dengan rasio harga pendapatan yang rendah.
"Peluang investasi yang hebat datang ketika sebuah perusahaan dilingkupi keadaaan-keadaan yang tidak lazim, yang membuat harga sahamnya dinilai terlalu rendah," kata Buffett. "Alasan paling bodoh untuk membeli saham adalah karena harganya sedang naik."
Buffett adalah seorang pria yang bekerja keras, jeli, dan hidup cukup sederhana. Dia tinggal di sebuah rumah yang tidak memiliki cirri khas di Omaha sejak tahun 1958, terus bekerja hingga saat ini usianya sudah mencapai 79 tahun, dan satu-satunya kemewahan yang diakuinya adalah sebuah jet pribadi yang di beri nama "The Indefensible."
Warren Buffett berencana menyumbangkan 85 persen saham Berkshire Hathaway kepada lima lembaga amal, diperkirakan masing-masing akan menerima senilai 44 miliar dolar AS, dan salah satunya jatuh pada Bill and Melinda Gates Foundation. Sebagaimana dia berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang kokoh agar menghasilkan uang, dia juga berinvestasi pada lembaga nonprofit yang tangguh untuk menghabiskan untuk sesuatu yang berarti.
Sumber : Jawaban.com/VM